Perhatikan gambar pemanis halaman ini. Apa komentar anda?
Narsis! Ya boleh, tapi bukan itu bahasannya sih.
Coba periksa detail gaun yang dikenakannya, kain halus berhias bordir ditangan leher dan bagian bawahnya, menyiratkan tak murah harga yang harus dibayar.
Dan...itu diperoleh cuma cuma, pembagian dari salah satu Caleg Partai sesuai warna yang diwakilinya, sebut saja Ibu Saenah (nama samaran). Sebagian andapun tentu ada yang mengalami hal yang serupa namun bentuk pemberiannya berbeda.
Apalagi yang bergabung dalam satu komunitas, tidaklah bisa mengelak pemberian dari Caleg yang tujuannya untuk mendulang suara.
Masih segar dalam ingatan, jelang pesta demokrasi, masing-masing calon wakil rakyat berebut simpati, yang tebal modal tak sayang mensponsori seragam majelis taklim seperti Ibu Saenah, berharap dapat dukungan suara di Pemilu Legislatif tanggal 9 April 2014 baru-baru ini.
Adab yang yang menerima bantuan tentu berterima kasih dan tak lupa mendoakan kebaikan bagi yang memberi.
Tak terkecuali aku karena sudah tercatat dalam grup majelis taklim ini tapi sekaligus aku tim sukses dari partai yang berseberangan dengan Ibu Saenah.
Aku berdoa senetral mungkin, moga jika beliau terpilih mendapat bimbinganNya agar mampu amanah dan jika tak terpilihpun semoga imannya tak goyah, tak salah menyikapi takdir dipihak yang kalah.
Bagi kami ini ajang pembuktian bagi masyarakat, apakah benar simpati seorang anggota dewan tak hanya membeli suara dengan iming-iming materi yang ujungnya tak diingat lagi.
Nah, sementara pemilu makin mendekati hari pelaksanaan, makin gencar adu simpati, berbagai cara yang ditembuh para Caleg, makin kreatif ide untuk memanjakan calon pemilihnya. Ada yang mensponsori rekreasi hingga menjamin dengan memberian asuransi dan banyak lagi.
Sebagai tim sukses kami punya cara sendiri dalam menarik simpati. Bukan dengan uang yang dihamburkan tapi lebih sentuhan personal. Yah.. operasi kami Pelayanan Kesehatan dan pemberian nasehat seputar Bagaimana Cara Hidup Sehat.
Mengapa cara ini ditempuh? Karena memang peduli kesehatan ini sudah lama digeluti Caleg yang kami usung, tinggal lebih diperluas saja wilayah pelayanannya.
Sepertinya sudah lekat dihati tim kami slogan yang satu ini : "Apapun Yang Terjadi Kami Tetap Melayani" atau yang populer dikenal #AYTKTM.
Tiba saat yang menegangkan tiba, seluruh Caleg tentu berharap sama, walau dengan modal dan niat yang berbeda untuk bisa duduk dikursi anggota dewan kata sebagian orang itu 'mulia', padahal yang mulia dimata Allah seperti yang kita tahu itu 'orang yang paling bertaqwa'.
Singkat kata Caleg Ibu Saenah tak menang dalam kompetisi juga Caleg yang kami usungpun gagal meraih kursi. Begitulah, takdir menjawab doa dengan caraNya.
Kemarin dalam pertemuan awal setelah Pemilu, kami bertemu dengan Ibu Saenah, wajahnya tak menyiratkan hati yang gundah ataupun imannya goyah.
Alhamdulillah, rupanya Allah masih menjaga iman dan akhlaknya.
Tak seperti sebagian Caleg Gagal yang ramai diperbincangkan dimasyarakat. Banyak ditemui yang menderita mulai dari stress ringan hingga stress tingkat tinggi yang endingnya harus berakhir masuk Rumah Perawatan Psikis.
Yang lebih menarik Caleg Gagal dari tim yang kami usung, karena diketahui salah satu profesinya sebagai Peruqyah Syar'iyah meski mengantongi gelar Insinyur, kemarin dihubungi keluarga Caleg Gagal dari partai lain untuk membantu meruqyah karena menderita stress ringan akibat tak bisa menerima kekalahan.
Lalu mengapa Caleg yang kami usung dan semua Caleg dari partai kami tidak ada yang stress?
Mungkin jawaban yang tepat karena Caleg dari partai kami Tidak Mencalonkan tapi Dicalonkan, setelah melalui penilaian personal dari Qiyadah/Pemimpin di Lingkungan Partainya.
Gagal itu bagian dari Sunatullah dari setiap kompetisi, yang terpenting gagal tak harus mengakhiri pelayanan yang sudah menjadi pilihan perjuangan. Jadi Caleg Gagal? Tak jadi soal!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar